Bandung - Nama gerbong kereta Rahayu Neng Bawono mungkin terdengar asing. Terlebih lagi, tampilannya berbeda dengan kereta lainnya. Motif batik membalut kereta. Tapi jangan salah, Rahayu Neng Bawono hanyalah kereta Argo Parahyangan jurusan Bandung-Jakarta, yang disulap menjadi Kereta Batik dan tercatat di Museum Rekor Dunia-Indonesia (MURI).
Menurut Konseptor Kereta Batik dari FSRD ITB, Yosef Adiguna, kereta tersebut diberi nama kereta Rahayu Neng Bawono.
"Nama ini artinya sebagai doa keselamatan kereta, sehingga para penumpang kereta bisa mendapat pelayanan yang baik dan keselamatan," ujar Yosef.
Motif batik yang membalut kereta tersebut terdiri atas delapan jenis yang berasal dari campuran batik Jabar, Jateng dan Jatim. Di antaranya Mega Mendung, bunga, modifikasi wayang Bima, dan burung.
"Bentuk wayangnya kita sudah ubah sedikit. Burung sendiri melambangkan kedamaian, selendang melambangkan si kereta ini mempersatukan semua jenis masyarakat. Mengapa kita mengambil banyak motif flora juga, karena mencirikan Kota Bandung," ujar Yosef.
Kereta ini dikonsep oleh 5 orang mahasiswa FSRD ITB. Pengerjaan kereta batik ini kurang lebih sekitar 3 hari.
"Ini untuk yang pertama kalinya kami membuat desain untuk kereta api. Ini merupakan suatu kebanggaan bagi kami," ungkap Yosef.
Pantauan wartawan, kereta tersebut berwarna dasar putih. Tampak beberapa motif burung, kupu-kupu, bunga, menghiasi gerbong tersebut dengan berbagai macam warna cerah. Salah satu motif yang paling mencolok adalah motif Wayang Bima yang dimodifikasi.
Para pengunjung yang ada di Stasiun KA ini juga tak mau melewatkan untuk berfoto di depan kereta batik tersebut.
Dikutip dari: Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar