Selasa, 01 Maret 2011

Nurdin Halid Tiba-tiba Ngacir, Rapat di DPR Ditunda


Jakarta - Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) antara Komisi X DPR dengan PSSI tampaknya tidak akan dilanjutkan malam ini. Alasannya, Nurdin Halid yang tadinya berada di ruang tunggu Komisi X untuk menunggu break salat magrib, tiba-tiba pergi meninggalkan Gedung DPR tanpa alasan yang jelas. Loh?

Saat ditanya oleh wartawan akan pergi ke mana, Nurdin hanya meminta tidak dicecar pertanyaan saat itu.

"Nanti saja, nanti saja," ujar Nurdin sambil menuju mobil Alphard hitamnya yang telah menanti di area parkir Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (1/3/2011). Nurdin tampak dikawal ketat oleh belasan pria saat akan masuk ke mobilnya.

Dengan kepergian Nurdin, kemungkinan rapat malam ini akan ditunda. Saat hal itu dikonfirmasi ke Sekjen PSSI Nugraha Besoes, dia membenarkan meskipun tidak tahu apa yang menjadi alasan penundaaan itu.

"Rapat dicancel, kalau soal alasan tanya sama anggota DPR, jangan tanya ke saya," kata Nugraha.

Harusnya, menurut Ketua Komisi X Mahyuddin, rapat ini hanya ditunda sampai pukul 18.45 WIB. Kemudian rapat akan dilanjutkan secara tertutup untuk mendengarkan penjelasan lengkap Nurdin soal ancaman yang dia terima akhir-akhir ini.

"Ya nanti kita lanjutkan lagi dengan rapat tertutup. Kita break untuk salat Magrib dulu," kata mahyudin saat akan menutup sidang.

Mahyuddin sendiri sudah tidak tampak lagi setelah kepergian Nurdin. Yang terlihat hanya beberapa anggota Komisi X yang mengaku tak tahu jika ada penundaan.

"Kita tidak tahu soal itu. Itu keputusan ketua," ujar anggota Komisi X, Jamal Azis dari partai Hanura.

Rencananya, rapat juga akan dilanjutkan bersama Arifin Panigoro dari LPI. Apakah penundaan ini karena ada agenda tersebut? Belum jelas.

"Loh emang dicancel ya, mungkin untuk memberikan kesempatan pada LPI. Ya kita tidak tahu itu mungkin keputusan ketua," ujar anggota Komisi X lainnya, I Gede Pasek Suwardhika.

Sebelumnya, Nurdin Halid mengaku terancam. Pria yang terus menerus didemo agar turun dari kursi Ketua Umum PSSI itu mengaku menerima pesan pendek (SMS) yang isinya ancaman pembunuhan.

"Jiwa saya terancam, saya menerima SMS yang isinya mengancam akan membunuh saya. Keluarga saya juga diancam," kata Nurdin sambil menitikkan air mata saat mengikuti rapat dengar pendapat (RDP) dengan Komisi X di Gedung DPR, siang tadi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar